Barusan aja pulang dari rumah Ama.. Setelah perayaan seharian, akhirnya sampe di rumah juga. Gong Xi Fa Cai semuanya.. Let's all hope for the prosperity..
There is one thing which caught my heart, today. Di rumah Ama gue.
Keluarga nyokap punya 3 orang yang berdomisili di Hong Kong. 2 adalah tante gue, 1 adalah om gue. Mereka menyelamatkan diri ke sana pas peristiwa kalo gak salah tahun 66. Dan tinggal di sana, punya anak, sampe sekarang.
Kalo keluarga tajir yang lain pada ngumpul semua, berbondong2 dateng dari luar negri setahun sekali atau setahun dua kali buat ngumpul, keluarga gue gak bisa. Gak setajir itu, soalnya.
Mereka, dan gue di sini, juga Ama gue, hanya orang2 menengah yang sedikit berkecukupan. Tidak lebih.
Mereka, tante dan om gue yang di hongkong, pergi ke sini berkunjung ke Ama gue cuma beberapa tahun sekali. Special occasion aja. Apalagi keluarga gue yang ke sana, hehehe. Kalo diitung financially, mereka lebih murah ke sini daripada kalo kita ke sana. Tapi itu pun mereka gak bisa afford.
Terakhir gue ke sana, gue masih inget banget, desember 1995. Quite a long time.
Dan mereka terakhir ke sini, tahun 2002 kalo gak salah. Pas banjir besar.
Ama gue, yang sering kangen sama mereka di sana, karena 3 anaknya yang di Hong Kong itu adalah yang tertua, hanya bisa ngobrol lewat telepon. Itu pun seminggu sekali, paling banter.
But, honestly, it was the finest moment of the day, today, when I saw my Ama talking to them, far away in Hong Kong, separated by ocean and the sea, on the phone this noon.
They talked, said hello, greeted 'Gong Xi Fa Cai', and shared some things.
Gue ngeliatin sambil senderan di tembok. Om2 dan Tante2 gue pada ngumpul semua di ruang belakang. Om, ato yang biasa gue panggil 'Gu Gu', megang telepon dan ngobrol pake bahasa Indonesia sama mereka. Di sana, mereka lagi ngumpul2 juga. Bertiga, kakak adik, sama anak2nya yang mana adalah sepupu gue. Mereka ganti-gantian ngomong di telepon, kangen2an.
Telepon itu dioper2 terus, dari Gu Gu gue, Ie Ie gue, Ama, sampe yang terakhir nyokap gue.
Pas mereka ngomong, merasa aja, they deserve more than this. Mereka pasti kangeeen banget satu sama lain. Dulu pernah tinggal serumah, sekarang udah 3 tahun gak ketemu. Dan gue gak bisa ngebayangin gimana kalo nanti gue yang ada di posisi itu.
Cuma bisa lewat telepon, bayangin. Seminggu sekali. Karena memang terlalu mahal untuk ketemuan even cuma setaun sekali.
Dan sapaan 'Gong Xi Fa Cai' itu pun hanya bisa diucapkan lewat kabel. Tanpa bisa ketemu.
Geez. Gue terharu banget ngeliatnya.
No comments:
Post a Comment