Sudah lengkap belum ya, gumamnya pada diri sendiri. Ia meraba sekujur tubuh dan kantong-kantongnya, berharap tidak ada satupun barang yang ketinggalan. Dompet, handphone, dan yang terakhir.. kunci mobil.
Pas, tak ada yang ketinggalan.. Semoga hati ini pun masih di tempatnya.
Sinar matahari menelusup lewat tirai jendela yang setengah terbuka. Langkahnya cepat, ia lalu keluar dari ruang tamu yang masih sepi. Sejenak berhenti dan memandang ke sekeliling pelataran rumah, mencoba menikmati, menyapa panorama pagi yang tidak pernah sebegitu indahnya.
Tersenyum, menghela nafas. Sekejap ia lalu melirik ke jam tangannya, ah, sudah begitu lama pagi ini tersita, sekaranglah waktunya berangkat. Jarinya menekan tombol pintu, dan pada radius 10 meter terdengar bunyi sentakan tuas pengunci pintu mobil.
Drrt. Satu sms masuk.
Sambil terus melangkah, ia memusatkan perhatian pada telepon genggamnya. Membuka inbox, melihat satu tanda unread messages yang kelihatannya penting, ya, itu lebih karena pengirimnya. Nama itu. Segera ia buka.
Inget gak janji tadi malam? 6 lewat 5 di pintu rumah, jangan taruh tasmu di bangku samping. Aku mau duduk. Ahh. Dia.
Senyumnya tak tertahan, malah mengembang lebar, ramah. Bahagia sekali tampaknya ia pagi ini.
Mobil kompak itu diparkirnya kemarin di samping lapangan dekat rumah. Hanya karena lapangan itu penuh pepohonan, seperti layaknya taman saja, hanya, pada musim hujan seperti ini, sekejap tiba-tiba dedaunan bertambah hijau, bertambah rindang, seakan berat hingga banyak yang berguguran. Seperti halnya ia menitipkan mobil itu pada satu pohon besar untuk dijaga baik-baik sepanjang malam.
Ia lalu masuk ke dalam mobilnya, menaruh tas di tempat duduk belakang, lalu menstarter mesin untuk pertama kalinya pagi ini. Lebih tepatnya, menstarter mesin mobilnya sendiri. Akhirnya. Sudah terlalu lama ia menunggu sebuah mobil yang memang hanya untuknya, nah, tak ada lagi kata menunggu pagi ini.
Sesaat ia tersenyum, lalu melemparkan pandangannya ke luar, lewat jendela mobil yang sudah ia turunkan, menatap pemandangan pagi yang luar biasa untuknya. Pepohonan dengan daun yang berguguran, tanah yang basah karna hujan tadi malam, langit pagi yang belum begitu terang.
Awan yang meneduhkan. Menaungi lautan manusia yang memulai hari sekali lagi, ia, aku, dan mereka. Lihat, gumamnya dalam hati, tante tetangga yang mengayuh sepeda, pagi sekali ia pergi ke pasar. Brrm. Sebuah minivan lewat di sebelah, yang di dalamnya terdapat beberapa anak sd duduk, tertidur lelap dibuai angin pagi.
Kungkung sebelah rumah yang sudah beruban, sedang senam tai-chi di tengah lapangan basah. Sendirian. Beberapa anjing berkejaran. Pedagang bubur yang memainkan panci sendok, berdentingan.
Ah. Suara-suara surga. Ia tersenyum. Memasukkan cd yang dibawanya di kantung kemeja, ke dalam cd player mobil. Ia melirik handphonenya, 1 missed call. Sabar ya..
I love you just the way you are.. Suara lembut Billy Joel beserta alunan saxophone yang membuai. Iringan setiap hati yang sedang berdesir, menyanyi, terluapkan rasa jatuh cinta. Satu lagu yang bisa merubah dunia.
6.00. Tangannya melepas rem tangan, perlahan.
Kopling, gigi, gas, lalu mobil itupun bergerak membelah gang pagi yang sepi..
to be continued..
No comments:
Post a Comment