MotoGP vs Korean Drama

Barusan gue berdebat sama bokap ttg satu hal. Moto GP versus Drama Korea.

Bokap : Gue kan gak kayak lu (nyokap, red) nonton Drama Korea. Laki dong, nonton Moto GP. *nada melecehkan*

Gue yang sedang chat dengan Kambing dalam radius 1 1/2 meter, merasa terganggu dengan kalimat bokap ini. Geez. That's so.. ridiculous.

Gue : Maksudnya apa?
Bokap : Laki harusnya nonton Moto GP. Gue mah ga mau nonton Drama Korea yang nangis2an kayak gitu. Cewek nontonnya baru Drama Korea.
Gue : Tapi kan cewek boleh nonton Moto GP?
Bokap : Bolehlah.
Gue : Tapi cowok ga boleh nonton Drama Korea?
Bokap : *diem*

Wah.

The WHOLE world must be sick. Gila. Lucu banget. Cewek boleh nonton MotoGP, cowok ga boleh nonton Drama Korea.

Mungkin pada akhirnya, orang2 bakal ngomong: 'Bukan ga boleh..'. Tapi pada kenyataannya mereka setuju pada prejudice itu. Cowok dengan MotoGP, cewek dengan Drama Korea. Dan kalo ada cowok mau nonton Drama Korea, lucu. Cewek mau nonton Moto GP, keren.

Damngodgeezwhatsfuckinhappninghere. Pada sakit jiwa, semuanya.

Pertama, adalah SALAH kalau menghubungkan cowok dengan MotoGP, dan cewek dengan Drama Korea. Itu stereotyping, namanya. Cowok hanya boleh MotoGP, cewek dengan Drama Korea.

Tetapi yang kedua, adalah GAK ADIL kalo jadi kayak gini: Cewek boleh nonton MotoGP, karna ya emang cewek yang suka bola ato motor ato barang cowok laen dianggap keren. Tomboi gak pernah dianggap 'bad publication' loh. Dianggap gaya, malahan. SEDANGKAN, cowok yang nonton Drama Korea, dianggap aneh. Freak. Girly. Ga pantes.

Lihat gak 'gak adil'nya di mana?

Emang apa bedanya cowok ma cewek dalam menentukan interestnya? Ada yang membuat cewek punya options yang lebih banyak daripada cowok?

Oh God. Untung gue belom sakit jiwa.

Dan seperti yang bisa diliat di percakapan di atas, bokap, yang abis itu gue ungkit dengan opininya yang menganggap gue gak pantes menonton Drama Korea karena gue cowok, akhirnya sadar kalo dia salah besar.

Bokap diem.

So, gimana menurut lu? =D