Rantai pagi menguntai perak, satu semesta menyapa barat: aku memuja.
Belai angin membuka tirai, sejenak angkasa menghormat: aku berdoa.
Helatan bintang di utara, berpendar sesabuk nila: aku terpana.
Harapan beku yang membara, terbawa angan sebentuk jiwa: aku berdoa.
Aduan ego cahaya di horison jingga, terang atau tenggelam garisnya:
dua titik milik dunia yang bertaut pada satu tanda.
Laguan nada rasa di hujung detik tersisa, tangis atau nyanyi bahagia,
lepas atau genggam tangannya: aku ingin kita melebur ke udara berdua.
Jangan. Pergi. Lagi.
[Catatan Emosi. Jatinangor, 21 September 2006]
No comments:
Post a Comment