Mata hati, tolong tunjukkan arah.
Ambil juga rasa yang meremukkan dada.
Lelah.
Friday, February 11, 2011
Saturday, February 05, 2011
dua
Lihat: hamparan bintang yang melebur langit adalah patahan keping pecahnya hati, lebaran samudra yang membalut bumi adalah jejatuhan tetes hancurnya harapan, di antara pagi dan malam, di tengah senyummu yang meremuk redam, dan di tanyaku pada Tuhan, bolehkah kau sisipkan beribu jam ke dalam memori yang berpendaran?
Tuesday, February 01, 2011
dam
Dam itu hancur, melepas, menghela luapan air yang melebat, menggenang hebat, beriak sampai pada hari ke dua puluh empat.
Gemuruh pun berangsur lenyap, melepas bendungan harap ke dalam gelombang getar yang berangsur tamat termakan pusara dan ombak.
Ketika itu pun hari menjadi senyap, burung-burung terbang menghadap matahari yang kemarin bersembunyi dalam gelap, menutup sinarnya seupaya menolak harap.
Tetapi hari baru ini punya sejuta derap.
Untuk besok, atau lusa, atau entah kapan masanya menetap.
Gemuruh pun berangsur lenyap, melepas bendungan harap ke dalam gelombang getar yang berangsur tamat termakan pusara dan ombak.
Ketika itu pun hari menjadi senyap, burung-burung terbang menghadap matahari yang kemarin bersembunyi dalam gelap, menutup sinarnya seupaya menolak harap.
Tetapi hari baru ini punya sejuta derap.
Untuk besok, atau lusa, atau entah kapan masanya menetap.
Subscribe to:
Posts (Atom)