Monday, January 30, 2006

miracles again

2 weeks. Dua minggu kemarin gue lewatin tanpa pulsa di handphone. Well. Kata nyokap, pas XinCia itu segala sesuatu harus diisi, ga boleh kosong. Segeralah gue dikasih selembar lima puluh ribuan. Kemarin pagi, gue disuruh isi pulsa segera.

Gue nyari tempat jualan pulsa deket rumah, tutup. Akhirnya sampe sore, handphone gue masih teteup gak berpulsa. Lama-lama jadi biasa juga sih. Hehehe.

It was a sudden change, when I saw that someone had filled up my mobile account. 20.000 Rp. Someone did it without telling me first.

Okay. Jadi ada yang ngisiin gue pulsa 20.000, dan gue kira itu X. I thought X did. Tapi kok dia gak kasih tau? Gak sms pula. Duh. Iya bukan sih, dia?

Setelah itu gue liat sms masuk, dari nomor yang gue gak kenal. Isinya gini:
'Awak, mana makasihnya?'

Well. Gue langsung menyimpulkan, ternyata ada yang salah ngetik nomor pas ngisiin orang pulsa. Dan pulsa sejumlah 20.000 itu bermukim di handphone gue. Gue bingung. What should I do then? Gue sms: 'Siapa ini?'.. Dia gak bales. Dia telepon gue dari hape dan dari rumah, tapi begitu gue angkat, dimatiin di sana. Gue jadi tambah bingung. Gue mesti ngapain?

Akhirnya, setelah dia gak hubungin lagi, gue memutuskan untuk menerima berkat sore itu dengan penuh terima kasih. Gue sms gini: 'Siapa ini? Saya cuma bisa berterima kasih. Berkat anda besar di surga.'

Ahh. I'm really thankful, you know.

Ga ada pulsa dua minggu, mau beli gak ada duit, tiba-tiba ada yang ngisiin secara kebetulan. Well, kalau dia minta dikembaliin, gue bakal kembaliin. Tapi dia juga gak ngabarin lagi. Gue udah inisiatif sms. Gak dibales.

Tapi gue thankful banget.

I believe, when I do something good to people around me, helping hand, understanding ears, calming conversation, or some kind of care I give them, my friends, I will get something good in return, not soon, but I know, I'm kinda investing it.

Tiba-tiba inget PO, temen-temen gue dulu, temen2 baik gue di 2ipa1: Meno, Randy, Somad, Hendro, Ased, dan yang lainnya. I love them much. So much.

Inget aja: pas Felix mau nemenin gue pergi, pas Meno bantuin gue nyari hape gue yang hampir hilang di TMII, Somad dan Hendro bersedia ditumpangin buat pulang ato ke les Surkit, pas mereka bantuin gue seger lagi pas gue bete, dan pas gue juga thankfully and sincerely bantu mereka. Temen2 yang lainnya juga.

Thanks God.

At least I learn, miracles do happen to good people.
And you have to realise that all by yourself. Goodnite!

Sunday, January 29, 2006

gong xi fa cai!

Barusan aja pulang dari rumah Ama.. Setelah perayaan seharian, akhirnya sampe di rumah juga. Gong Xi Fa Cai semuanya.. Let's all hope for the prosperity..

There is one thing which caught my heart, today. Di rumah Ama gue.

Keluarga nyokap punya 3 orang yang berdomisili di Hong Kong. 2 adalah tante gue, 1 adalah om gue. Mereka menyelamatkan diri ke sana pas peristiwa kalo gak salah tahun 66. Dan tinggal di sana, punya anak, sampe sekarang.

Kalo keluarga tajir yang lain pada ngumpul semua, berbondong2 dateng dari luar negri setahun sekali atau setahun dua kali buat ngumpul, keluarga gue gak bisa. Gak setajir itu, soalnya.

Mereka, dan gue di sini, juga Ama gue, hanya orang2 menengah yang sedikit berkecukupan. Tidak lebih.

Mereka, tante dan om gue yang di hongkong, pergi ke sini berkunjung ke Ama gue cuma beberapa tahun sekali. Special occasion aja. Apalagi keluarga gue yang ke sana, hehehe. Kalo diitung financially, mereka lebih murah ke sini daripada kalo kita ke sana. Tapi itu pun mereka gak bisa afford.

Terakhir gue ke sana, gue masih inget banget, desember 1995. Quite a long time.

Dan mereka terakhir ke sini, tahun 2002 kalo gak salah. Pas banjir besar.

Ama gue, yang sering kangen sama mereka di sana, karena 3 anaknya yang di Hong Kong itu adalah yang tertua, hanya bisa ngobrol lewat telepon. Itu pun seminggu sekali, paling banter.

But, honestly, it was the finest moment of the day, today, when I saw my Ama talking to them, far away in Hong Kong, separated by ocean and the sea, on the phone this noon.

They talked, said hello, greeted 'Gong Xi Fa Cai', and shared some things.

Gue ngeliatin sambil senderan di tembok. Om2 dan Tante2 gue pada ngumpul semua di ruang belakang. Om, ato yang biasa gue panggil 'Gu Gu', megang telepon dan ngobrol pake bahasa Indonesia sama mereka. Di sana, mereka lagi ngumpul2 juga. Bertiga, kakak adik, sama anak2nya yang mana adalah sepupu gue. Mereka ganti-gantian ngomong di telepon, kangen2an.

Telepon itu dioper2 terus, dari Gu Gu gue, Ie Ie gue, Ama, sampe yang terakhir nyokap gue.

Pas mereka ngomong, merasa aja, they deserve more than this. Mereka pasti kangeeen banget satu sama lain. Dulu pernah tinggal serumah, sekarang udah 3 tahun gak ketemu. Dan gue gak bisa ngebayangin gimana kalo nanti gue yang ada di posisi itu.

Cuma bisa lewat telepon, bayangin. Seminggu sekali. Karena memang terlalu mahal untuk ketemuan even cuma setaun sekali.

Dan sapaan 'Gong Xi Fa Cai' itu pun hanya bisa diucapkan lewat kabel. Tanpa bisa ketemu.

Geez.
Gue terharu banget ngeliatnya.

Thursday, January 26, 2006

on my mobile

I didn't know that Y know my new mobile number. I thought Y didn't.

That's why at one moment I decided to misscall Y and enjoy the look on Y's face of not knowing who was the one calling on the mobile.

I was wrong. Y know my new number.

And Y just msg-ed me on my mobile, asked some quetions. Should I reply, should I not?

Well.

That's not the problem, it's just that I have empty account on my mobile. I'll do nothing. That's it.

Uhm.

Do you realise guys, how a single sms can change my evening?
I'm not saying this one do. But, have yours changed my evening?

Ah. That's the question of the day. Luvyah.

(thanx for X, for everything, am I having a villain-kind-of-head?)

Monday, January 23, 2006

sedih

X bilang sama gue:
'Kenapa harus sabtu ini perginya? Kan masih ada sabtu yang lain lagi?'

Gue jawab:
'Kalo gitu sekalian aja tunggu sabtu terakhir di dunia, baru ketemu. Mau?'

Gue sedih banget.

Sunday, January 22, 2006

disctarra

Kemarin, pas lagi ngantri di DiscTarra mau beli Samsons - Naluri Lelaki, di depan gue ada dua orang cowok, satu berkemeja plus kacamata dengan average build, satu berkaos agak gendut, keliatannya sih umurnya 20an, dan yang satu lagi nungguin credit card yang lagi dial, mau tanda tangan.

Dia beli cd banyak banget, banget, sampe2 pas mau keluar pintu, salah satu dari sekian cd yang dibelinya ternyata belum dilepas sensornya. Dan itu hanya karena dia beli kebanyakan cd, sampe pegawai DiscTarranya kalap gitu.

Well, bukan itu yang penting.

Saat dia buka dompet, dari tempat gue berdiri keliatan banget berjejer credit card. Let me do my list: HSBC dua, BII satu, Citibank Silver satu, sama Paspor BCA.

Gue bertanya-tanya.

Well, gak protes. Tapi gue bertanya-tanya. Kehidupan kayak apa yang bisa membuat dia butuh segitu banyak card. Apa dia eksekutif muda? Mapan ngantor di salah satu gedung di Sudirman? Tapi kok gak punya pacar? Hari sabtu prefer hangout sama temen? Kok prefer ke disctarra daripada ke Starbucks? Ini tandanya antisocial ato modest?

Will I be like that when I'm heading 20s?
Mapan.. ato enggak?
Got friends, or buddies, or not?
Or just on my own?

Well that's my thought of the day. Luvyah.

Saturday, January 21, 2006

anymore?

I failed on the competition. I didn't win. And that's terribly okay. I deal with it day and night, like, win some, lose some. And this time, I lost it.

Just after the announcement, which I came as a finalist, I decided to indulge myself, on my own, by watching 'Geisha'. I want it as a payback. At least, I want to be entertained and not to get upset with my competition result. Which I did.

But life is cruel, ladies and gentlemen.

I bought myself 'Samsons' Naluri Lelaki cassette, a cup of Lemon Lime Bobo Cup, and got ready to fulfill my payback this afternoon. Then I watched Geisha on my own, which was incredibly entertaining.

I really enjoyed it, sitting on the couch, got myself a Bobo Cup, and had no one beside me, whether my left or my right side, which was okay.

But as I told you, people get it hard to see another people happy.

My dad called me several times when the movie reached like two hours duration. He had been downstairs, and asked me when it would finish. I didn't know, really. And after 3 calls, he really upset me, I decided to get out of the room, and go downstairs and go fuckin home.

AND the movie hadn't even got to the end. It was still like half an hour to go. And as a good boy of a family, I emerged myself to go downstairs and go home and make my dad happy.

What a good boy I am.

I always try to make them happy, even by sacrificing my own happiness. What else could I do more? WHAT ELSE?

Geisha. I really want to watch it till the end. But my dad made me the opposite way of that. Today has been totally crap for me, and no one understands me. No one even tried. I just wanna indulge myself.

THEN, my mom and dad simply solve it by promising me DVD. What a perfect way. WHAT A.

F#$k.

competition

Siang ini, gue ada lomba design t-shirt di SangTimur. Quite a big reward.
Pray for me!

Friday, January 13, 2006

hujan

Di luar lagi hujan, gede banget. Dari tol cipularang, cideng, sampe muara karang..hujan semua. Well. God bless my mom who's driving home all the way from Cileungsi - Bogor, to Muara Karang all by herself.

Btw. Gue rada bingung sama 'bahasa'nya blog ini. Haruskah bahasa inggris, atau bahasa indonesia, atau gado-gado? Yang jelas, gue pengen Kev yang sedang berdomisili di US bisa ngerti tulisan gue, dan gue juga pengen temen2 gue di kelas yang baca blog ini ngerti maksud gue.

Nah~~jadi pake bahasa apa yah? Hihiy~gue jd bingung. Karena, to be honest, gak semua yang gue sampein itu cocok dengan dua-duanya. Yang gue biasanya tulis, itulah yang paling proper.

Btw, dah lewat 30 mt sejak gue buka internet. Dan hujannya--makin deras aja.

A perfect way to end a week. Tiring week. Hell lot of problems here and there. Hope I'm gonna be just ok. I just found something: sometimes, in a lot of ways, we could do big-thing for, let's say: world peace or just for loved-one, we know we could, but funnily, sometimes we just dont want to. And I'll be like: 'Deeh..?'.

It's sad for me. Seriously. And it happens.
Uhm. I guess that's all. Have a rainy night, then! Luvyah.

Tuesday, January 10, 2006

oh I see

Baru ngerasa, selama ini gak pernah gue komentar ttg sesuatu, jelek atau baik, tanpa memberikan argumen.

Rumus gue:
komentar yang subjektifnya parah + argument + applied reasoning = komentar bersifat objektif yang tidak memberatkan pihak manapun.

Then I'll stay clean from those absurd subjectivity like any other's.

Sorry to say, but people nowadays tend to indirectly hurt or disrespect or insult other people's work. That's just inhumane and rude and disrespectful.

Criticisms aren't given to insult people and make them down, for whatever reason. Neither is unexplained opinion.

That's the thought of the day. Luvyah.

personality disorder

DisorderRating
Paranoid Disorder:Moderate
Schizoid Disorder:Low
Schizotypal Disorder:Moderate
Antisocial Disorder:Low
Borderline Disorder:Low
Histrionic Disorder:High
Narcissistic Disorder:High
Avoidant Disorder:Moderate
Dependent Disorder:High
Obsessive-Compulsive Disorder:High

-- Personality Disorder Test - Take It! --
-- Personality Disorders --

Monday, January 09, 2006

relativity

Kenisbian tidak akan pernah selesai, menjadi abu-abu adalah yang terbaik.
Menjadi titik nol adalah.. sempurna.

That's my words of the day.

Sunday, January 08, 2006

hmph

Dentingan piano, gebukan halus perkusi, petikan gitar, dan suara manis Buble. Hari ini dia menemaniku menulis sepotong puisi cinta. Tapi dua hal berbeda. Imajinasi dengan lagu-lagu yang luar biasa, lagu Buble tentunya. Dan. Realita aku hampir gila menunggu satu sms dari dia, yang belum mengabariku kabar hari ini. Oh, well. Sialannya aku tak bisa tak menunggu. Coba aku sekarang bisa ke kamar, menerima tawaran kasur empuk untuk merebahkan diri padanya. Tapi aku tak bisa. Yang ada aku melihat namanya, bertebaran di beberapa shoutbox, berarti ia bisa online hari ini, sedangkan aku berusaha mencari tahu mengapa ia tak menghubungiku hari ini. Adakah dia punya alasan? Begini loh, aku hanya butuh kabar 'aku baik2 saja' darinya, supaya aku bisa tenang. Tapi smsnya tidak kunjung tiba, sedangkan beberapa kalimat terakhir darinya tadi malam adalah supaya aku menunggu kabar darinya. Ah. Mana? Padahal, aku hanya ingin memberi tahu, beberapa jam yang lalu aku sempat membeli.. hadiah ulang tahun untuknya. Hmph.

Suara hati. Forgive me the words 'aku' and stuff. Am trying to speak up here.

9 Naga


What a movie. Another extraordinary ambience of Mr. Rudi Sudjarwo.

Ngerasa gak sih, inilah satu-satunya film indonesia yang berkarakter? Gak so-so, straight to the point. Kuat banget peng-karakter-an film ini lewat: 1. Judul, 2. Iklan di radio, 3. Poster, 4. Pencekalan poster oleh LSF. Let me tell you why.

Judul dan poster: kata 'naga' diinterpretasikan dengan tajam lewat warna merah dan lambang etnik naga di kanan atas poster (yang sekarang dah ditempel di 21). Dan kesan penjahat, itu dapet banget lewat tampang dan visualisasi Fauzi Badilla di poster, dan yang paling kontroversial: tagline.

Manusia terbaik di Indonesia adalah seorang penjahat.

Tajem. Bless. Nancep. Walaupun gue gak tau filmnya, salah satu yang paling membuat gue tertarik adalah pertanyaan 'kenapa' sampe bisa lahir tagline ini. Penasaran banget, gue merasa 'harus' nonton. I really wanna know what's inside Rudi's head.

Pernah denger iklan 9 Naga di Radio? Well, coba dengerin iRadio deh, salah satu media sponsornya. Percakapannya..tajem banget.

Dan yang terakhir, yang paling kuat adalah gimana 'respon' dari Rudi, Monty, dan Fauzi sendiri terhadap pencekalan poster ini. Dari cara mereka jawab, gue cuma bisa bilang, rasanya '9 Naga' banget. Boleh cari di Google, coba cari dengan keyword: '9 Naga Poster'.

Pengkarakterannya dapet banget, dan gue gak bakal heran kalo nanti film ini bakal sukses banget. Jadi inget Mengejar Matahari. Hix.

Well, tunggu aja tanggal 12 Januari. Dan mari kita nonton bersama2. ^^

Wednesday, January 04, 2006

morning

Tadi malem, tepatnya pagi, gue kebangun dari.. mimpi.

Di mimpi gue, gue duduk di tempat terbuka di suatu bangunan, dan gue melihat.. ledakan bom radius 1 kilometer di sana. Gedee banget. Getarannya kerasa banget dari tempat gue duduk, dan gue kayak ketarik tiupan anginnya ke sana. Ledakannya ngebuat gelombang destruksi, dan awan asap gelap yang membubung ke langit sore.

Ledakannya gede banget, seluruh tempat kayak bergetar, gue tiba-tiba ngerasa gimana rasanya kalo kita dihadapkan sama pencabut nyawa kayak gitu.

Gue merinding, takut banget, banget.

Pas kebangun ketakutan, gue mulai berdoa dan memiss-call temen2 gue.. Saat-saat kayak gitu, gue cuma butuh..accompaniment.

How's your night, folks?

P.S.: Si Farida ibunya Kiki Fatmala itu enggak banget yah, ngomong di depan kamera kayak gak berpendidikan aja..Dia kira gue budek? Ngomong keras2 segala.. Huh.. Emosi, gue..

Tuesday, January 03, 2006

christmas miracle

It was christmas.

Gue sama keluarga pergi ke gereja, ikut misa jam 5 sore. Pengen banget sih, ikut yang malam natal atopun yang misa paginya. Tapi, bokap nyokap gue dapet tugas pembawa persembahan jam 5 sore, jadi sekalian.

Hari itu hujan gede, gue inget. Apalagi pas udah mau jam 5, ujannya deras banget, dan gue harus bawa payung ke dalam gereja, taruh di bawah bangku.

Jujur, salah satu yang ngebuat gue excited banget ikut misanya adalah karena kata dede gue, Felix, my old bestfriend yang merupakan salah satu putra altar senior di gereja gue, tugas di misa sore itu.

Gue pikir.. gue bisa liat dia. Liat doang bahkan.

Udah lamaaa banget gue gak ketemu dia. Dia..udah gue anggep salah satu temen terdeket gue. Gue berasa 'aman' kalo lagi bareng dia, karna badan dia gede banget. Buat anak smak1, Felix itu setinggi Ray 2sos3, tapi lebarnya juga kira2 satu setengah kali lipat. Jadi.. gimana gak ngerasa aman? Hehe.

Yang paling penting, gue nyaman banget kalo cerita sama dia. Walopun gak 'heboh' kayak temen2 gue di smuki, tapi dia ngedengerin kalo gue ngomong. Dan dia juga sering cerita2 sama gue.. dulu pas smp. Dan awal2 pas masuk sma.

Pas kelas 1 dulu, pas hari sabtu gitu, dia masih suka ngajak gue nonton ato jalan. Tapi..seiring banyaknya temen2 baru di pihak gue dan dia, dari saat itu gue lom ketemu dia lagi. Masing2.. sibuk.

Kebayang gak betapa gue kangen sama sahabat gue yang satu ini?

Dan saat itu, kata dede gue, dia tugas jadi putra altar. Gue udah seneng banget. Setelah berbulan2.. gue bisa 'ngeliat' dia.

Gue pikir.. (masih) gue bisa liat dia.

Tapi.. gue tunggu pas arak2an putra altar masuk.. gak ada dia.

Gue kira ada prosesi kemenyan..biasanya dia masuk di tengah2 misa.

Tapi.. gue tunggu.. gak nongol2 juga.

Tunggu.

Tunggu.

Tunggu.

Hmph.

Sampe prosesi Ekaristi..gue dah hopeless.

Sial. Ngeliat doang susah amat. Abis. Kata dede gue.. dia jadi gendut dua kali lipat. Penasaran aja guenya. Haha. *ketawa sedih* Hix hix hix.

Gue bahkan sampe berdoa.

Tuhan.. tolong supaya saya bisa lihat.. dia.


...

... hix.

... hix hix. Hah?

Tiba2 pas prosesi komuni, ada kayak *mirip* beruang grizzly gedeeee banget putih putih gendut masuk dari pintu samping.. hormat, trus naik ke altar.. ngomong sama siapaa gitu..

..dan itu dia. Felix!

I wish I could shout his name and make his head turn to me.

But I couldn't.

Gue seneng banget bisa liat dia. My long-long-lost bestfriend. Nice to see you again. Thanks God. Real thanks. You answered my prayer.

That's a miracle.

Kalo sekarang ini gue dah dapet sim, udah bisa lumayan bawa mobil, itu semua karena dia. Dia yang ngasih gue smangat. Soalnya dia.. suka ngajak gue ke EX dan PS dan dia yang nyetir. Gue merasa.. hutang sama dia. Gue janji, kalo gue dah boleh bawa mobil sama bokap, yang bakal gue supirin pertama kali adalah...dia.

Ah. Walaupun gitu. Dia masih nganggep gue bestfriend gak ya?

That's the killing thought of me. It's hard to get rid of that.

And that's MY thought of the day. Luvyah.

Mr. Beaver



Here is: Narnia's Mr. and Mrs. Beaver. OH. They are soooo cute.. Ain't you agree with me?

apple thought

Tadi malam, gue sms seseorang. Gue tanya tentang perbuatan dia dan keputusan dia mengambil seseorang. Well.

Bunyi sms yang gue tulis lumayan straight to the point dan menyakitkan, menurut gue.

Mari kita menganalogikan:

Dulu, gue yang nawarin lu apel dengan dua goresan di kulit apelnya, tapi lu tau lu gak bisa makan itu apel karna.. misalnya lu lagi pake kawat gigi, padahal lu pengen banget makan tu apel. Dan sekarang, ada lagi yang nawarin lu apel yang sialnya persis ada dua goresan jg, dan lu masih pake kawat gigi, dan ternyata lu mau ngambil tuh apel dengan senang hati, walaupun apelnya enggak beda. Walaupun begitu lu bilang ke gue, padahal lu masih suka banget sama apel gue yang masih persis.

Kalo dia ternyata ngambil apel dengan 1 goresan, yang mana apel yang lebih baik, gue bisa ngerti.

Nah terus gue bingung. Otak gue menganalisis. Dulu enggak, kenapa sekarang sama orang lain iya? Padahal 'barang yang ditawarin di atas nampan'nya itu masih persis sama.

Gue sms. Dan dia gak balas. Knp ya?

Apa.. dia gak bisa menemukan jawaban untuk ngejelasinnya?
Atau.. dia sadar dia salah ngambil apel yang kedua?
Atau.. dia gak berani bilang kalau apel gue, apel yang lebih jelek?

Atau karena.. dia frustrasi karna gue berhasil mempoint-out hal ini?

Gue gak tau yang mana. Coba ntar gue tanya.
That's the thought of the day. Luvyah.