I'm thinking.
If I let go a quite big thing in my life, will I get a bigger one?
Ya. For the whole day, I've been thinking.
...
Guess I'm just too tired of getting the answer.
Nite.
Monday, May 29, 2006
Saturday, May 20, 2006
BEBEK BIRU
“Are you happy with me..?”
Aku si Bebek Biru. Berkeliling Jakarta satu hari penuh, menyaksikan sebuah panggung sandiwara raksasa. Saat kau bilang gaya hidup, itu sudah justifikasi yang salah. Mereka semua bersandiwara. Dan aku merasa sungguh beruntung bisa menyaksikan pentas ini. Jakarta, oh, Jakarta.
BEBEK BIRU
Cerpen Terbaru svnvlt
“Jaketnya gak bisa nutupin. Bioskop rame. Adegan filmnya terlalu terang. Di bangku belakang kita tambah satu pasang, depan juga. Di luar rencana, babe. Kita ke plan B. Gimana?”
”Iya. Kamu harus buat alibi. Nothing to lose...”
“...Let’s keep it this way for now. Discreet.”
”Persetan dengan pacarmu itu...dia merebutmu dariku di siang hari..”
“Lepas dulu kemeja hijau abu-abumu itu…”
Cerita percintaan tidak lagi konvensional. Tidak lagi, seperti gravitasi yang dianggap bukan gaya. Melainkan konsekuensi ruang waktu. Rantai cerita yang kualami juga salah satu dari gejala konsekuensi ruang waktu dalam Teori Relativitas.
Ternyata, kota ini. Jakarta. Dengan segala manusianya.
Apa kau salah satunya?
Aku si Bebek Biru. Berkeliling Jakarta satu hari penuh, menyaksikan sebuah panggung sandiwara raksasa. Saat kau bilang gaya hidup, itu sudah justifikasi yang salah. Mereka semua bersandiwara. Dan aku merasa sungguh beruntung bisa menyaksikan pentas ini. Jakarta, oh, Jakarta.
BEBEK BIRU
Cerpen Terbaru svnvlt
“Jaketnya gak bisa nutupin. Bioskop rame. Adegan filmnya terlalu terang. Di bangku belakang kita tambah satu pasang, depan juga. Di luar rencana, babe. Kita ke plan B. Gimana?”
”Iya. Kamu harus buat alibi. Nothing to lose...”
“...Let’s keep it this way for now. Discreet.”
”Persetan dengan pacarmu itu...dia merebutmu dariku di siang hari..”
“Lepas dulu kemeja hijau abu-abumu itu…”
Cerita percintaan tidak lagi konvensional. Tidak lagi, seperti gravitasi yang dianggap bukan gaya. Melainkan konsekuensi ruang waktu. Rantai cerita yang kualami juga salah satu dari gejala konsekuensi ruang waktu dalam Teori Relativitas.
Ternyata, kota ini. Jakarta. Dengan segala manusianya.
Apa kau salah satunya?
Tuesday, May 16, 2006
Sunday, May 14, 2006
ekskul!
Joshua (VJ Ramon) seorang siswa SMU yang hidup penuh tekanan, baik di keluarga maupun di sekolah. Kedua orang tua Joshua menerapkan pola asuh yang keras. Setiap kekeliruan pasti akan berbuah hukuman yang melukai fisik dan emosi Joshua.
Perlakuan yang nyaris sama pun dia terima di lingkungan sekolah. Joshua kerap kali mendapat cacian & hukuman fisik dari teman-temannya yang menganggap Joshua sebagai Outsider (orang yang aneh). Ditambah lagi dengan perlakuan sang guru yang pilih kasih. Joshua pernah pacaran dengan Kattie (Metta Yunatria), siswi cantik di sekolah. Tetapi Katie menjadi paranoid terhadap Joshua yang berprilaku aneh, akhirnya Kattie memutuskan secara sepihak hubungan dengan Joshua dan menjadi dekat dengan Mike (Sammuel), dan hal tersebut dianggap Joshua sebagai sebuah pengkhianatan.
Tekanan demi tekanan yang terus diterima oleh Joshua membuat jiwa & emosinya tidak stabil. Hingga pada suatu hari, Joshua menyandera beberapa teman sekolahnya yaitu Kattie, Jessica, Emi, Mike, Matius dan Jerry. Hal itu dilakukan karena dia merasa sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan kasar yang selalu diterimanya.. Mereka semua tadinya dianggap teman oleh Joshua, tetapi akhirnya Joshua menyadari bahwa mereka adalah teman-teman yang palsu dan ia hanyalah sebuah lelucon bagi mereka.
Mulai beredar di bioskop Indonesia dan Malaysia tanggal 18 Mei 2005.
Personal Notes: Ini film yang berani banget setelah 9 Naga. Scene yang tergolong physical suffering banyak banget. Ngangkat tema bullying, senioritas, dan realita tekanan batin anak SMU. Tadi saya nonton trailer dan behind the scenenya film ini di TV7, dan saya angkat topi tinggi-tinggi buat VJ Ramon. Sempet gak kenal Ramon karna dia tatapannya sangat tajam dan penuh amarah. Genre dan alur cerita mirip dengan 'Bukan Saya Tapi Mereka Yang Gila' Novel karya Stephanie Hid, yang mengangkat cerita seorang pelajar smu yang desperate lalu megang pistol. Salut buat penulis cerita Ekskul dan sutradaranya, Nayato. Saya suka ambience dan angle dan juga efek asap ala Indika Production. I put a high expectation on this movie, really high. Can't wait to eyewitness myself.
Tau ga. Film ini diributin di Forum Sinema Indo INDO***R dan dingomongin yang jelek2. Tapi. Bodohnya *literally I mean* mereka meributkan kenapa si pembuat film ini gak konsisten dalam ngasih info buat masyarakat. Mereka bilang dengan bodohnya *gue ngomong ini karna emang terbukti bodoh ya* si INDIKA entertainment gak jelas soal SUTRADARA film ini, ada statement INDIKA yang bilang bahwa sutradaranya adalah KOYA PAGAYO, ada juga yang ngomong bahwa sutradaranya adalah NAYATO.
Nah rakyat forum INDO***R ini meributkan hal itu. This is what they say:
gw gak suka ama sutradara film ini. gw gak tahu nama sebenarnya dia apa. Nayato Fionuala atau Koya Pagayo. kenapa sih musti di samar2kan kayak ini. gak pede ya dengan filmnya. memang sih film2 sutradara ini sampah abis.
Tolooong dong. FYI. NAYATO dengan KOYA PAGAYO itu SATU orang. Pernah denger a.k.a.? --; SWT. Plis deh. Gak tau apa2 tapi ngomong doang. Dijadiin dasar penilaian lagi. Hates that. --;
Buat Droo: Sori ternyata cuma 6 orang yang disandera! Mata silinder gue nangkepnya belasan. Sigh. --;
P.S.: Saya gunting rambut tadi sore! Beda loh sama biasanya. Tralala.. *kabur*
P.S.2.: Saya sedang mencoba menelepon seseorang, tapi gak diangkat. Ya udahlah ya. --;
X.BOX.: *ngaco* Afraid of you feeling fed up of me.
Perlakuan yang nyaris sama pun dia terima di lingkungan sekolah. Joshua kerap kali mendapat cacian & hukuman fisik dari teman-temannya yang menganggap Joshua sebagai Outsider (orang yang aneh). Ditambah lagi dengan perlakuan sang guru yang pilih kasih. Joshua pernah pacaran dengan Kattie (Metta Yunatria), siswi cantik di sekolah. Tetapi Katie menjadi paranoid terhadap Joshua yang berprilaku aneh, akhirnya Kattie memutuskan secara sepihak hubungan dengan Joshua dan menjadi dekat dengan Mike (Sammuel), dan hal tersebut dianggap Joshua sebagai sebuah pengkhianatan.
Tekanan demi tekanan yang terus diterima oleh Joshua membuat jiwa & emosinya tidak stabil. Hingga pada suatu hari, Joshua menyandera beberapa teman sekolahnya yaitu Kattie, Jessica, Emi, Mike, Matius dan Jerry. Hal itu dilakukan karena dia merasa sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan kasar yang selalu diterimanya.. Mereka semua tadinya dianggap teman oleh Joshua, tetapi akhirnya Joshua menyadari bahwa mereka adalah teman-teman yang palsu dan ia hanyalah sebuah lelucon bagi mereka.
Mulai beredar di bioskop Indonesia dan Malaysia tanggal 18 Mei 2005.
Personal Notes: Ini film yang berani banget setelah 9 Naga. Scene yang tergolong physical suffering banyak banget. Ngangkat tema bullying, senioritas, dan realita tekanan batin anak SMU. Tadi saya nonton trailer dan behind the scenenya film ini di TV7, dan saya angkat topi tinggi-tinggi buat VJ Ramon. Sempet gak kenal Ramon karna dia tatapannya sangat tajam dan penuh amarah. Genre dan alur cerita mirip dengan 'Bukan Saya Tapi Mereka Yang Gila' Novel karya Stephanie Hid, yang mengangkat cerita seorang pelajar smu yang desperate lalu megang pistol. Salut buat penulis cerita Ekskul dan sutradaranya, Nayato. Saya suka ambience dan angle dan juga efek asap ala Indika Production. I put a high expectation on this movie, really high. Can't wait to eyewitness myself.
Tau ga. Film ini diributin di Forum Sinema Indo INDO***R dan dingomongin yang jelek2. Tapi. Bodohnya *literally I mean* mereka meributkan kenapa si pembuat film ini gak konsisten dalam ngasih info buat masyarakat. Mereka bilang dengan bodohnya *gue ngomong ini karna emang terbukti bodoh ya* si INDIKA entertainment gak jelas soal SUTRADARA film ini, ada statement INDIKA yang bilang bahwa sutradaranya adalah KOYA PAGAYO, ada juga yang ngomong bahwa sutradaranya adalah NAYATO.
Nah rakyat forum INDO***R ini meributkan hal itu. This is what they say:
gw gak suka ama sutradara film ini. gw gak tahu nama sebenarnya dia apa. Nayato Fionuala atau Koya Pagayo. kenapa sih musti di samar2kan kayak ini. gak pede ya dengan filmnya. memang sih film2 sutradara ini sampah abis.
Tolooong dong. FYI. NAYATO dengan KOYA PAGAYO itu SATU orang. Pernah denger a.k.a.? --; SWT. Plis deh. Gak tau apa2 tapi ngomong doang. Dijadiin dasar penilaian lagi. Hates that. --;
Buat Droo: Sori ternyata cuma 6 orang yang disandera! Mata silinder gue nangkepnya belasan. Sigh. --;
P.S.: Saya gunting rambut tadi sore! Beda loh sama biasanya. Tralala.. *kabur*
P.S.2.: Saya sedang mencoba menelepon seseorang, tapi gak diangkat. Ya udahlah ya. --;
X.BOX.: *ngaco* Afraid of you feeling fed up of me.
Membalas. Aku sudah beritahu. Temanmu itu hanya gila sementara. Sebentar lagi dia toh sembuh.
Bertatapan. Dia tahu. Dia tidak segoblok itu. Hanya. Kadang pengetahuan kita terlalu dangkal untuk melakukan tindakan kan? Seperti kau yang tahu bahwa dua kali dua itu empat. Tetapi menghitung berapa kali kau telah menghitung dua kali dua itu empat, kau tidak tahu. Kau lupa. Selalu lupa. Orientasi pada jawaban.
Membalas Bertatapan - svnvlt.
Bertatapan. Dia tahu. Dia tidak segoblok itu. Hanya. Kadang pengetahuan kita terlalu dangkal untuk melakukan tindakan kan? Seperti kau yang tahu bahwa dua kali dua itu empat. Tetapi menghitung berapa kali kau telah menghitung dua kali dua itu empat, kau tidak tahu. Kau lupa. Selalu lupa. Orientasi pada jawaban.
Membalas Bertatapan - svnvlt.
Friday, May 12, 2006
Arisan! The Series
Empat hari penuh perjuangan seorang anak manusia...
[Kamera menyorot sebuah meja belajar, tumpukan buku matematika, fisika, biologi, kimia dan geografi..]
[Fade away]
Brian : Lo tau kan gimana rasanya ngadepin 5 ulangan dalam 4 hari? Tau gak loo?
[Kamera menyorot muka anak manusia yang imut ini, sedang mengernyitkan dahi tapi tetep imut, meminta toleransi dari orang-orang supaya membiarkannya belajar..]
Perjuangan belum selesai.. Tekanan-tekanan batin menyiksanya...
[Kamera menyorot sosok Brian di kelas.. sedang belajar penuh konsentrasi, lalu datang segrombolan cewek ke mejanya..]
[Close up]
Cewek2 : Gaaanteeeenggg, minta foto bareengg dooongg!! Kaan uda jaaanjiii.. Jangan belajar terus aaahh, ntar gak imut lagii loooohhhh... *centil*
[Kamera menyorot muka Brian, raut mukanya kesal karna diganggu..]
Brian : Engga, Engga, Engga!! Lo gak bisa liat apa gue lagi belajar, hah? Kemarin selusin foto bareng gue di kantin apa masih belum cukup hah? Pliiiissss deehhhh, kalo ngefans yang wajar2 aja doong..
Cewek2 : Tapi kan, tapi kan.. Gue mau foto lagi sama lo.. Jangan marah-marah gitu dong.. Ntar gak imut lagi looh.. *nyengir memelas*
Brian: Engga. Sekali engga, teteuuppp.. asyiiikk.. *digampar* Sakit jiwa, semuanya. Sakit Jiwa!!
[Kamera menyorot sosok brian yang berlalu meninggalkan gerombolan cewek2 yang terlihat menangis kecewa..]
Walau badai menghadang, ia tetap melaksanakan kewajibannya.. belajar.. dengan serius..
[Kamera menyorot sosok brian yang membuka buku, mengerjakan soal, membolak-balik catatan dengan serius..]
[Close up: Torabika Duo]
Momen ini dipersembahkan oleh: Torabika Duo. Pas kopinya, pas susunyaa...
Tanpa kenal lelah, tanpa kenal waktu.. Empat hari berturut-turut..
[Kamera menyorot jam dinding kamar yang berputar cepat, dari sore sampai malam..]
[Tiba-tiba jarum jam terlihat berhenti di jam setengah sepuluh malam]
[Kamera bingung mau nyorot kemana. Dia nyorot muka narator yang lagi ngorek upil sambil baca script]
Loh kok? Di luar script nih! Woi..! *asik ngupil*
Drrt. Drrrrt. *suara getar cinta. eh. handphone*
[Close up: Nokia 6600 punya Brian yang tergeletak di atas meja]
Momen ini dipersembahkan oleh: Nokia. Connecting People.
Tanpa kenal gangguan.. Bahkan saat satu dunia memanggilnya di handphone, ia tetap tak bergeming..
[Kamera menyorot Brian yang melongok sebentar ke handphone di atas meja]
Lihat kan? Benar-benar seorang pelajar sejati..
[Kamera menyorot Brian yang tiba-tiba menekan tombol hijau di handphone, bukan warna merah seperi yang diharapkan di script..]
Loh. Woi. Stick to the script, pleasseee?? Woi! Woi!!
Brian di handphone: Haaalooooo Jeeengg.. *genit voice* Iya, iya. Apa? Gak ganggu kook. Pliss deehh. Hari geenee, blajar? Ih. Sooo lasst yeeeaarrr... *arisan mode on* Apa? Arisan The Series udah mulai? *panik* Di star ANTV? Adyuuhh. Udah kaaanggeen nih sama Torraaa.. Iyaa, cucok ya boow? Yeeeuuukkk... Saya belum luluran hari ini loh Jeng, iya nih, kulit saya udah kaaasaar deh rasanyaa.. apa saya nonton sambil luluran aja ya? Iya, lulur lumpur import dari Laut Mati.. Enak looh, sensasinya.. geeemaannaaaaaa, getoh!! *indra bekti mode on*
[Fade to black]
Backsound: Brian Juga Manusia - Seriusloh.
Aduh. Mempermalukan diri sendiri ya?
Hahahaha. *kabur*
ARISAN! The Series. 9.30 pm.
Hanya di STAR ANTV.
[Kamera menyorot sebuah meja belajar, tumpukan buku matematika, fisika, biologi, kimia dan geografi..]
[Fade away]
Brian : Lo tau kan gimana rasanya ngadepin 5 ulangan dalam 4 hari? Tau gak loo?
[Kamera menyorot muka anak manusia yang imut ini, sedang mengernyitkan dahi tapi tetep imut, meminta toleransi dari orang-orang supaya membiarkannya belajar..]
Perjuangan belum selesai.. Tekanan-tekanan batin menyiksanya...
[Kamera menyorot sosok Brian di kelas.. sedang belajar penuh konsentrasi, lalu datang segrombolan cewek ke mejanya..]
[Close up]
Cewek2 : Gaaanteeeenggg, minta foto bareengg dooongg!! Kaan uda jaaanjiii.. Jangan belajar terus aaahh, ntar gak imut lagii loooohhhh... *centil*
[Kamera menyorot muka Brian, raut mukanya kesal karna diganggu..]
Brian : Engga, Engga, Engga!! Lo gak bisa liat apa gue lagi belajar, hah? Kemarin selusin foto bareng gue di kantin apa masih belum cukup hah? Pliiiissss deehhhh, kalo ngefans yang wajar2 aja doong..
Cewek2 : Tapi kan, tapi kan.. Gue mau foto lagi sama lo.. Jangan marah-marah gitu dong.. Ntar gak imut lagi looh.. *nyengir memelas*
Brian: Engga. Sekali engga, teteuuppp.. asyiiikk.. *digampar* Sakit jiwa, semuanya. Sakit Jiwa!!
[Kamera menyorot sosok brian yang berlalu meninggalkan gerombolan cewek2 yang terlihat menangis kecewa..]
Walau badai menghadang, ia tetap melaksanakan kewajibannya.. belajar.. dengan serius..
[Kamera menyorot sosok brian yang membuka buku, mengerjakan soal, membolak-balik catatan dengan serius..]
[Close up: Torabika Duo]
Momen ini dipersembahkan oleh: Torabika Duo. Pas kopinya, pas susunyaa...
Tanpa kenal lelah, tanpa kenal waktu.. Empat hari berturut-turut..
[Kamera menyorot jam dinding kamar yang berputar cepat, dari sore sampai malam..]
[Tiba-tiba jarum jam terlihat berhenti di jam setengah sepuluh malam]
[Kamera bingung mau nyorot kemana. Dia nyorot muka narator yang lagi ngorek upil sambil baca script]
Loh kok? Di luar script nih! Woi..! *asik ngupil*
Drrt. Drrrrt. *suara getar cinta. eh. handphone*
[Close up: Nokia 6600 punya Brian yang tergeletak di atas meja]
Momen ini dipersembahkan oleh: Nokia. Connecting People.
Tanpa kenal gangguan.. Bahkan saat satu dunia memanggilnya di handphone, ia tetap tak bergeming..
[Kamera menyorot Brian yang melongok sebentar ke handphone di atas meja]
Lihat kan? Benar-benar seorang pelajar sejati..
[Kamera menyorot Brian yang tiba-tiba menekan tombol hijau di handphone, bukan warna merah seperi yang diharapkan di script..]
Loh. Woi. Stick to the script, pleasseee?? Woi! Woi!!
Brian di handphone: Haaalooooo Jeeengg.. *genit voice* Iya, iya. Apa? Gak ganggu kook. Pliss deehh. Hari geenee, blajar? Ih. Sooo lasst yeeeaarrr... *arisan mode on* Apa? Arisan The Series udah mulai? *panik* Di star ANTV? Adyuuhh. Udah kaaanggeen nih sama Torraaa.. Iyaa, cucok ya boow? Yeeeuuukkk... Saya belum luluran hari ini loh Jeng, iya nih, kulit saya udah kaaasaar deh rasanyaa.. apa saya nonton sambil luluran aja ya? Iya, lulur lumpur import dari Laut Mati.. Enak looh, sensasinya.. geeemaannaaaaaa, getoh!! *indra bekti mode on*
[Fade to black]
Backsound: Brian Juga Manusia - Seriusloh.
Aduh. Mempermalukan diri sendiri ya?
Hahahaha. *kabur*
ARISAN! The Series. 9.30 pm.
Hanya di STAR ANTV.
Saturday, May 06, 2006
idol
Seperti perkiraan saya pas nonton Indonesian Idol tadi malam, Rivi, Richard, dan Aris memang secara mampus tidak membawakan lagunya dengan baik. Saya turut sedih atas keoptimisan Aris bisa bernyanyi dengan baik. Gagal di AFI, gagal di Idol. --;
Cuma, saya gak nyangka aja Arif bisa tersingkir. Saya gak begitu suka lagunya, Jemu, secara lagu ini pernah dibawain Judika juga pas final Idol. Tapi gak tahu kenapa, saya suka banget cara dia nguasain panggung dan teriakan-teriakan kecil dalam menyanyinya. Saya suka seneng sama orang kayak gitu, kesannya ada 'effort' banget.
3 Pilihan saya bakal jatuh ke tiga idol ini: Robin, Tesa, dan Gleno.
Kenapa Robin? Kemarin dia nyanyi lagu Hampa - Ari Lasso. Selain karna dia mengingatkan pada temen saya yang jago nyanyi dan berpostur seperti itu, *hihihi*, saya sempet bengong aja pas dia nyanyi. Ya. Kebengongan yang sama seperti pas saya nonton baik Judika dan Mike dulu. Kebengongan yang sama seperti pas saya nonton Winda idol dulu. Semacam--banyak banget tarikan-tarikan yang tak terduga. Banyak banget melodi yang sedemikian baru, dan saya sempet gak mengantisipasi itu. Dan suatu hari nanti, saya mau jadi penyanyi seperti.. itu.
Kenapa Tesa? MUKANYA KAYAK 50 CENT. Gila. Saya suka banget skin alisnya. Di cukur dua garis gitu. Saya suka gayanya. Dan yang paling penting, walaupun namanya kayak merek tissue, timbre suaranya menurut saya keren banget. Dan, coba deh bandingin sama Ello, pas Tesa nyanyi Kau ini, dia gak perlu melakukan gerak tangan ngepel dan nutup mata kayak Ello pas nyanyi, tapi feelnya dapet banget. Tetep, gue suka banget gaya lu, Tes! ~ Tes, tes tes 123, tes-tis-tes-tes. *kabur*
Kenapa Gleno? Karna dia bertampang idol. *disambit* Mukanya mirip sama artis indo, gue lupa namanya siapa. Kalo ada yang sadar, ring me a bell. Gak juga sih, saya memilih dia karna pada nada-nada bawah, banyak variasi yang gak saya antisipasi, dan secara di luar perkiraan saya, jadinya keren. ... Jujur. Saya mau nulis tentang lagunya tapi saya udah lupa dia nyanyi apa. *kabur*
Wakakakakak.
Tapi.
Saya gak tahu aja kenapa. Di akhir acara, ada satu lagi yang gak saya antisipasi. Lagu itu~
Saya gak nyangka akan ada yang nyanyi lagu itu.
Tiba-tiba. Seolah-olah ada satu paket DHL yang nyampe di rumah saya pas dia nyanyi itu.
Paket DHL yang isinya momen saya sama seseorang. Tapi ada timernya. Dan harus meledak, jadi berkeping-keping.
Tahukah kau diriku.. Tak sanggup hidup bi..
Saya hampir.. ..
Cuma, saya gak nyangka aja Arif bisa tersingkir. Saya gak begitu suka lagunya, Jemu, secara lagu ini pernah dibawain Judika juga pas final Idol. Tapi gak tahu kenapa, saya suka banget cara dia nguasain panggung dan teriakan-teriakan kecil dalam menyanyinya. Saya suka seneng sama orang kayak gitu, kesannya ada 'effort' banget.
3 Pilihan saya bakal jatuh ke tiga idol ini: Robin, Tesa, dan Gleno.
Kenapa Robin? Kemarin dia nyanyi lagu Hampa - Ari Lasso. Selain karna dia mengingatkan pada temen saya yang jago nyanyi dan berpostur seperti itu, *hihihi*, saya sempet bengong aja pas dia nyanyi. Ya. Kebengongan yang sama seperti pas saya nonton baik Judika dan Mike dulu. Kebengongan yang sama seperti pas saya nonton Winda idol dulu. Semacam--banyak banget tarikan-tarikan yang tak terduga. Banyak banget melodi yang sedemikian baru, dan saya sempet gak mengantisipasi itu. Dan suatu hari nanti, saya mau jadi penyanyi seperti.. itu.
Kenapa Tesa? MUKANYA KAYAK 50 CENT. Gila. Saya suka banget skin alisnya. Di cukur dua garis gitu. Saya suka gayanya. Dan yang paling penting, walaupun namanya kayak merek tissue, timbre suaranya menurut saya keren banget. Dan, coba deh bandingin sama Ello, pas Tesa nyanyi Kau ini, dia gak perlu melakukan gerak tangan ngepel dan nutup mata kayak Ello pas nyanyi, tapi feelnya dapet banget. Tetep, gue suka banget gaya lu, Tes! ~ Tes, tes tes 123, tes-tis-tes-tes. *kabur*
Kenapa Gleno? Karna dia bertampang idol. *disambit* Mukanya mirip sama artis indo, gue lupa namanya siapa. Kalo ada yang sadar, ring me a bell. Gak juga sih, saya memilih dia karna pada nada-nada bawah, banyak variasi yang gak saya antisipasi, dan secara di luar perkiraan saya, jadinya keren. ... Jujur. Saya mau nulis tentang lagunya tapi saya udah lupa dia nyanyi apa. *kabur*
Wakakakakak.
Tapi.
Saya gak tahu aja kenapa. Di akhir acara, ada satu lagi yang gak saya antisipasi. Lagu itu~
Saya gak nyangka akan ada yang nyanyi lagu itu.
Tiba-tiba. Seolah-olah ada satu paket DHL yang nyampe di rumah saya pas dia nyanyi itu.
Paket DHL yang isinya momen saya sama seseorang. Tapi ada timernya. Dan harus meledak, jadi berkeping-keping.
Tahukah kau diriku.. Tak sanggup hidup bi..
Saya hampir.. ..
Wednesday, May 03, 2006
miss-call
Halow.
Pagi ini saya ingin membahas filosofi dari miss-call.
Iya, misscall. Seperti, ya, tumis kangkung, tu-mis kol.. Seperti itu. *digampar*
EH. --; Bukan, bukan. Bukan yang itu. Tapi saya jadi laper. --;
*serius deh*
Mari, mari kita membahas. Ada 3 filosofi dari miss-call.
1. The real 'miss-call'.
Mungkin banyak orang pintar di luar sana yang bertanya-tanya, kenapa ditulis 'miss-call' bukan 'missed-call'. Ya. Untuk filosofi pertama, mari kita menganggap ini 'missed call'. Missed call seperti yang di handphone-handphone itu looh, jeng. Iya.. Oh, iya, ada dong di hape Nokia seri terbaru saya.. Liat deh, jeng.. *arisan mode on*. Ya, missed call seperti yang di handphone.
missed adj. hilang, tertinggal.
call n. panggilan.
missed call : panggilan yang tertinggal.
Er. Kok kedengerannya seperi telenovela ya? Maria Cinta Yang Tertinggal. EH. *digetok* ini mah Maria Cinta Yang Hilang. --; Duh, maap. Tapi mirip kan? *winks* Nah, untuk filosofi yang pertama, miss(ed) call berarti: panggilan yang tertingal. Ketinggalan di mana, beb? Coba deh cari di bawah ranjang. Siapa tau ketemu. Siapa tau tadi malem ketendang kaki kamu. *ngaco*
2. The fake 'miss-call'.
Tau gak episode Ceriwis yang ngundang Nadine Chandrawinata? Tiba-tiba semua orang di Ceriwis pake gaun dan selempang bertulis Miss-apa gitu. Ada yang Miss Understand. Ada yang Miss-tik. Ada yang Miss-ah Ranjang. *digetok* Ada yang Miss-si, missi Mas, saya mau lewat, mas ganteng dehh.. *dilempar sendal*
Nah. Filosofi kedua Miss-Call ini sedikit mirip.
miss adj. nona, cewek.
call n. panggilan.
miss call : cewek panggilan.
Jadi, miss call di konteks ini adalah cewek panggilan. Jadi kalo ada yang teriak: Woi. Ada 7 misscall tuh. Berarti ada 7 cewek panggilan yang sedang menanti di depan pintu. *slurp* So, are you a miss-call? Duh. Jangan deh. Mending jadi Miss-ah Ranjang aja, deh.
3. The sweet 'miss-call'.
Nah. Ini adalah filosofi miss-call yang saya pakai sehari-hari. Hehehe. Jadi, buat orang-orang yang suka di miss-call sama brian, itu bukan karna gak ada pulsaa *jaim* tapi karna saya emang males nulis sms. *digetok* Gak deng, emang lebih sering gak ada pulsa. Hihihi. Tapi mungkin lebih sering juga karna..
miss v. feel regret or sadness at no longer being able to enjoy the presence of; feel some kind of loss or absence; kangen
call n. panggilan.
miss call : panggilan kangen.
Jadi. *malu* Jadi malu. Er. Bener kan, saya miss-call bukan karna saya gak ada pulsa? ^^
Duh. Ketauan deh. ="]
Which one are you?
Have a nice day.
Pagi ini saya ingin membahas filosofi dari miss-call.
Iya, misscall. Seperti, ya, tumis kangkung, tu-mis kol.. Seperti itu. *digampar*
EH. --; Bukan, bukan. Bukan yang itu. Tapi saya jadi laper. --;
*serius deh*
Mari, mari kita membahas. Ada 3 filosofi dari miss-call.
1. The real 'miss-call'.
Mungkin banyak orang pintar di luar sana yang bertanya-tanya, kenapa ditulis 'miss-call' bukan 'missed-call'. Ya. Untuk filosofi pertama, mari kita menganggap ini 'missed call'. Missed call seperti yang di handphone-handphone itu looh, jeng. Iya.. Oh, iya, ada dong di hape Nokia seri terbaru saya.. Liat deh, jeng.. *arisan mode on*. Ya, missed call seperti yang di handphone.
missed adj. hilang, tertinggal.
call n. panggilan.
missed call : panggilan yang tertinggal.
Er. Kok kedengerannya seperi telenovela ya? Maria Cinta Yang Tertinggal. EH. *digetok* ini mah Maria Cinta Yang Hilang. --; Duh, maap. Tapi mirip kan? *winks* Nah, untuk filosofi yang pertama, miss(ed) call berarti: panggilan yang tertingal. Ketinggalan di mana, beb? Coba deh cari di bawah ranjang. Siapa tau ketemu. Siapa tau tadi malem ketendang kaki kamu. *ngaco*
2. The fake 'miss-call'.
Tau gak episode Ceriwis yang ngundang Nadine Chandrawinata? Tiba-tiba semua orang di Ceriwis pake gaun dan selempang bertulis Miss-apa gitu. Ada yang Miss Understand. Ada yang Miss-tik. Ada yang Miss-ah Ranjang. *digetok* Ada yang Miss-si, missi Mas, saya mau lewat, mas ganteng dehh.. *dilempar sendal*
Nah. Filosofi kedua Miss-Call ini sedikit mirip.
miss adj. nona, cewek.
call n. panggilan.
miss call : cewek panggilan.
Jadi, miss call di konteks ini adalah cewek panggilan. Jadi kalo ada yang teriak: Woi. Ada 7 misscall tuh. Berarti ada 7 cewek panggilan yang sedang menanti di depan pintu. *slurp* So, are you a miss-call? Duh. Jangan deh. Mending jadi Miss-ah Ranjang aja, deh.
3. The sweet 'miss-call'.
Nah. Ini adalah filosofi miss-call yang saya pakai sehari-hari. Hehehe. Jadi, buat orang-orang yang suka di miss-call sama brian, itu bukan karna gak ada pulsaa *jaim* tapi karna saya emang males nulis sms. *digetok* Gak deng, emang lebih sering gak ada pulsa. Hihihi. Tapi mungkin lebih sering juga karna..
miss v. feel regret or sadness at no longer being able to enjoy the presence of; feel some kind of loss or absence; kangen
call n. panggilan.
miss call : panggilan kangen.
Jadi. *malu* Jadi malu. Er. Bener kan, saya miss-call bukan karna saya gak ada pulsa? ^^
Duh. Ketauan deh. ="]
Which one are you?
Have a nice day.
Subscribe to:
Posts (Atom)